Selasa, 20 Januari 2009

“Kenangan untuk kemenangan seorang anak miskin di India”


Slumdog Millionaire/Danny Boyle/Dev Patel-Anil Kapoor/2008

Film ini hadir dengan menyampaikan cerita luar biasa untuk penontonya agar merasakan indahnya sebuah kenangan-kenangan proses kehidupan karena suatu saat mungkin akan memengaruhi atau menjadi sebuah solusi atas masalah yang menimpa. Di kemas dengan penyutradaraan yang begitu stylish dan menyenangkan secara emosional benar-benar membuat dramatic plot ceritanya sangat tersampaikan dengan meriah sekaligus memacu adrenaline namun tetap mengharukan.Dengan menyisipkan isu kemiskinan atas masalah kependudukan sebuah negara , menurut saya, film ini berpotensi menyentuh pemikiran dan kepedulian para penontonya tentang pengemis anak2 jalanan walaupun masih dalam sebuah pemikiran.Skoring yang semarak bergelora mengiringi penceritaan di filmnya juga terasa kompak beriringan bersama babak demi babak cerita akan sebuah imitasi kehidupan inspiratif kuis who wants to be a millionaire.
Mengomentari dari sisi akting tokoh Jamal dewasa yang di perankan Dev Patel sayangnya bukan sebuah performance yang bisa terkenang secara long lasting. Entah ini film pertamanya, atau saya belum pernah menyaksikan film2 dia sebelumnya tapi yang pasti menurut saya proses casting yang kurang maksimal dalam sebuah feature film terjadi di sini. Hal ini untungnya tertutupi dari lawan mainya yang memerankan tokoh Latika cukup untuk memesona saya dengan karakter,rupa dan ke-eksotisan penokohan gadis india yang malang.
Hal inspiratif yang bisa di janjikan untuk tetap menonton film ini menurut saya ialah gambar-gambar ironis tentang kemiskinan yang di kemas dengan sinematografi over the top dalam film yang saya tonton selama tahun 2008, mungkin secara sinematografi dalam film di tahun sebelumnya bisa tersaingi dengan film arahan Julian Schnabel dan penata sinematografi Janus Kaminzki, The Diving Bell and The Butterfly.Dalam Ajang 66TH Golden Globe film ini memikat para juri untuk memberikan 2 penghargaan pretisius Best Motion Picture Drama dan Best Director di mana saya setuju dengan hal tersebut. Sedikit khawatir dengan akibat dari penghargaan tersebut karena mungkin film ini paling berpotensi untuk tidak memenangi piala perfilman paling bergensi sejagad yakni piala Oscar kategori Best Motion Picture pada 22 Februari 2009 nanti.
Mengutip sedikit komentar dimana film ini di berikan pujian “a well-good and warmhearted movie in a last decade” dan harus saya katakan bahwa dengan cerita yang bisa di terima secara universal karena membawa isu universal tentang mimpi,kemenangan,pilihan,dan takdir dalam sebuah kemiskinan merupakan alas an kenapa semua orang harus berkesempatan menonton film ini, terlebih dengan eksekusinya yang sangat menghibur dan inspiratif jauh dari jeratan membosankan membuat Slumdog Millionaire adalah film yang bisa membuka mata dunia untuk tidak memandang sebelah mata akan kemiskinan sepanjang masa, khususnya di India.BOWO

Senin, 19 Januari 2009

Cita rasa Joko Anwar yang sedikit hambar atau kelebihan garam , pendek kata; TIDAK PAS




Pintu terlarang/Joko Anwar/Marsha Timothy-Fachri Albar-Aryo Bayu-Tio Pakusadewo-Henidar Amroe/2009

Masih dengan mayoritas kru film di belakang layar yang sama dengan film KALA, PINTU TERLARANG berhasil memberikan sajian film yang sungguh traumatis dengan penyajian scoring yang membius,stylish dan menyeramkan di banding dengan film pertama dari trilogy DeathTime Joko Anwar sebelumnya. Mengomentari dalam segi seni peran di dalam film ini, pujian harus di tujukan kepada Marsha Timothy yang menurut saya berhasil menganomalikan aktingnya dalam setiap karakter yang di perankan di film ini :the evil wife,the loving wife and a curious journalist.Salah satu teman saya berkata ketika sedang menyalami Marsha Timothy yang hadir bersama Joko Anwar,Fachri Albar dan Aryo Bayu seusai menonton premiere filmnya “ I Love you even more Talida”dan saya sangat setuju dengan kata2 tersebut.
Ketika beberapa waktu terakhir berkesempatan melihat segala bentuk promosi film ini mulai dari poster,trailer dan diskusi2 di beberapa forum yang bisa di bilang sangat menjanjikan, Pintu Terlarang meninggalkan sedikit ketidakpuasan bagi saya, penggemar fanatik karya2 Joko Anwar, yang mengharapkan jalinan cerita kokoh dengan kekuatan naskah skenario film yang indah,thoughtful dan fresh. Hal yang berhasil membuat saya tetap mengikuti jalinan cerita di dalam film ini seperti yang saya kemukakan di awal tulisan ialah setting up-moodnya yang begitu membius agar telinga ini tetap mendengarkan sehingga dialog2 itu ikut terbawa masuk. Sayangnya ini bukanlah ekspektasi dari saya ketika menonton karya Joko Anwar yang selalu hadir dengan menyelipkan isu2 unik namun sangat provokatif dalam dialog antar karakter di ceritanya. Setidaknya percakapan marketing herosase.inc dan gossipers di art gallery cukup mengobati ekspektasi tersebut.
Mengomentari lagi masalah permainan emosi sepertia apa yang saya rasakan ketika menonton filmnya boleh saya katakan sebaiknya rasakan saja sendiri, tapi menurut saya emosi ketika selesai menonton film ini ialah TRAUMATIS. Selain akibat skoring yang saya sebutkan di awal tulisan, efek psikologis ini juga berkat “10 menit devilish spite” yang bagi anda belum menonton filmnya tidak akan tahu seperti apa sensasinya.
Masalah sedikit hambar atau kelebihan garam yang saya kemukakan sebagai judul tulisan di atas ialah maksudnya dalam hal permainan para cast di film ini(selain Marsha Timothy tentunya) dan appealing things criteria dari karya Joko Anwar sendiri. Semua lead cast(selain Marsha Timothy) di film ini menurut saya terjebak dengan stereotypenya masing-masing yang sayangnya penampilan mereka sebelumnya lebih maksimal dalam kestereotype-an tersebut.Hal ini pun terjadi kepada Joko Anwar sang nakoda dari filmnya yang akhirnya memaksa saya untuk membuat pemikiran permisif “fine!!!semoga ekperimen noir dan trivia seperti teka-teki nomor di pintu(47651328/42651328) tidak hanya sekedar tempelan seperti di film ini dalam film2 selanjutnya. Akhir kata I just wanna say “ the very end scene after the credit title marks the film into one of interesting ending in Indonesian movie ”.BOWO

Novel audio visual dengan pencapaian art&make-up luar biasa


The Curious Case Of Benjamin Button/David Fincher/Brad Pitt-Cate Blanchett-Tilda Swinton/2008

Benjamin Button merupakan film yang paling membuat saya penasaran di tahun 2008 sejak pertama kali melihat trailernya sekitar 3-4 bulan sebelum filmnya release. Premis cerita yang menjanjikan tentang siklus kehidupan seorang manusia yang terbalik dan belum pernah ada yang memvisualisasikan dalam medium film merupakan faktor euphoria utama film terbaru arahan David Fincher yang sebelumnya sukses membrainwashed orang lewat Seven,Fight Club dan Panic Room ini.Sedikit di luar perkiraan ketika dvd bajakan kualitas dvdscr dengan sub dan audio yang bagus film ini lebih cepat beredar sebelum filmnya release ke bioskop Indonesia memaksa saya untuk menonton di dvd saja, tidak seperti orang kebanyakan yang “menyakralkan” film ini untuk menonton di bioskop.
Benjamin Button merupakan sesuatu yang fresh sebagai film dari arahan David Fincher yang hadir dengan cerita humanis kelam namun unik ala Tim Burton dengan tidak meninggalkan ciri khas David Fincher itu sendiri ; penyampaian cerita dengan cara yang pintar tapi berbeda. Hal yang saya akan komentari dalam segi penyampaian cerita di film ini mungkin masalah perbedaan interest saya kepada cerita ini yang berbuntut pada hal ketidakkonsistensian ketika saya memandang effort Fincher dalam menyampaikan cerita tersebut. Beberapa bagian di pertengahan dengan di akhir terlihat sangat jomplang dalam masalah tempo dan alur penceritaan, hal ini sayangnya merusak appetite saya ketika menontonya karena sayangnya Fincher memilih bagian cerita dimana Benjamin Button belum mendapat simpati di mata saya untuk di ceritakan.
Performa Brad Pitt dengan berbagai macam tempelan2 dan aksen suara aneh sayangnya juga tidak berhasil membuat saya simpati walaupun sudah di hujani dengan narasi-narasi melankolis luapan perasaanya yang mendapatkan keadaan berbeda dengan orang kebanyakan.Hal ini untungnya terobati dengan karakter Daisy yang di perankan Cate Blanchett sebagai bentuk cinta kasihnya yang sedikit terlambat untuk Benjamin Button dalam ceritanya.
Hal menarik yang saya sadari ketika setelah menonton filmnya tidak lain tidak bukan menurut saya film ini sangat luarbiasa dalam pencapaian make-up artist yang berhasil membuat filmnya terasa seperti sebuah novel epik perjalanan kehidupan manusia.Suatu pujian kembali di layangkan kepada penulis ceritanya yang berhasil menciptakan karakter2 selain Benjamin dan Daisy dalam film ini sebagai metaphor mimpi dan inspirasi bagi orang yang menontonya.BOWO

Too Sexy Not to See


Vicky Christina Barcelona/Woody Allen/Javier Bardem-Penelope Cruz-Scarlett Johannson-Rebecca Hall/2008

Too Sexy Not to See
Pertama-tama, saya tertarik untuk mengomentari poster filmnya yang hadir dengan komposisi poster film yang paling aneh yang pernah saya lihat. Apa yang menarik dari bibir merah Penelope Cruz, leher Javier Bardem dan ketiak plus bibir Scarlet Johannson? Mmh… I guess it’s nothing but some of us I think won’t disagree to call that “I think it’s sexy”. Mari kita lihat judulnya, Vicky Christina Barcelona, mungkin kalau saya punya kesempatan untuk punya anak di Barcelona dan ternyata perempuan, nama tersebut merupakan nama yang sangat cantik untuk anak saya. Sesuai dengan yang di rekomendasikan di posternya, Vicky Christina Barcelona berhasil menghipnotis saya dengan cerita yang begitu jujur namun penuh dengan keindahan yang memang bisa di maksimalkan dalam sebuah film. Meninjau ceritanya yang begitu jujur karena saya di ajak untuk memahami karakter-karakter simple complicated namun tidak harus berpikir keras yang di sertai akting dengan flow over the top. Sebaliknya film ini mengajak saya memahami dengan dialog yang terasa sangat berkomunikasi dalam setting indah kota Barcelona di iringi alunan skoring ala spanyol yang seakan membuat saya sedang menikmati berlibur di Barcelona dengan sahabat membicarakan tentang cara kita dalam memandang sebuah persoalan . Unsur menarik dalam film ini selain setting up-mood yang sangat baik disertai ensemble cast terseksi pada masa ini ialah plot cerita yang cukup mendobrak, sebuah isu layaknya Ayat-Ayat Cinta yang lepas dari sentuhan religi menyentuh realita budaya barat dalam perfilman Hollywood. Tidak heran dalam ajang 66th golden globe kali ini Vicky Christina Barcelona bisa di bilang berjaya dengan tembusnya nominasi Best Picture, Best Actress,Best Actor dan Best Supporting Actress dalam kategori komedi tentunya. Meninjau peran Woody Allen dalam memaksimalkan penyampaian cerita dalam film ini menurut saya beliau memiliki nilai minus dalam peggunaan narasi yang begitu sering demi menyelamatkan alur cerita yang sukses dari jeratan membosankan namun sayangnya menunjukan kelemahanya sebagai seorang sutradara. Satu hal yang pantas di puji untuk Woody Allen dalam cerita yang di tulis olehnya ini, seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, merupakan sebuah pesan moral gebrakan kejujuran manusia akan kekilavan-kekilavanya.BOWO

Recommended consensus: Don’t you be tempt by the sexiest film ever made on the last decade, it’s hard to define but easily to feel it. I dare you!

“menggetarkan”


Revolutionary road/Sam mendes/Kate Winslet-Leonardo Dicaprio-Kathy Bates-Michael Shannon/2008

Revolutionary Road adalah film dengan kandungan pencapaian akting paling tinggi dalam film di tahun 2008 yang saya saksikan. Sebagai gambaran untuk menekankan pernyataan sebelumnya, Joker dalam The Dark Knight boleh jadi pembanding. Di dalam Revolutionary Road saya melihat tidak hanya satu Joker, tapi 3 sekaligus.Filmnya sendiri menceritakan konflik ketidakcocokan dan ketidakpuasan antara tujuan kehidupan April(Kate Winslet) dan Frank Wheeler (Leonardo Dicaprio) sebagai suami istri dengan idealisme mereka masing-masing. Sebenarnya alasan yang mungkin bisa di bilang “it’s hard to resist” ketika akan menonton film ini tentu saja menyaksikan pasangan legendaries abad 21 ,Jack and Rose Dawson, serta nama Sam Mendes yang bagi saya merupakan sutradara yang sangat baik dalam menyampaikan cerita secara pembangunan konflik, mood, dan akting untuk sebuah konklusi dalam sebuah film, tidak setuju? Saya sarankan memerhatikan dengan baik ketika menonton American Beauty,Road to Perdition dan Jarhead.Ada 2 hal yang menarik dalam mengapresiasi karya teranyar dari Sam mendes ini, yang pertama ialah tidak ada narasi sebelum titling awal film seperti biasanya dan yang kedua ialah adanya alunan lagu dalam film, dalam film2 sebelumnya Mendes biasanya hanya mengunakan skoring saja.Dalam rangka mengikuti Sam Mendes, kali ini tidak ada recommended consensus, yang ada hanya berapa bintang dari berapa bintang. Saya tidak basa basi film ini harus saya beri 4,75/5 Bintang. 0,25/5 lagi hilang dari saya mungkin akibat setting waktu di mana cerita ini berlangsung. Walaupun ini merupakan sebuah adaptasi novel, saya lebih berharap ceritanya di sajikan dengan setting yang modern saja agar lebih bersemangat tanpa harus terlalu setia dengan novelnya.Untuk film pertama yang saya tonton dari jajaran film nominasi Best Picture Golden Globe 2008 (Percayalah, untuk piala Oscar film ini saya prediksi juga masuk nominasi), Revolutionary Road merupakan sebuah batas yang cukup tinggi bagi saya untuk dapat di lampaui oleh 4 film lainya yakni The Readers,Slumdog Millionaire,frost/nixon dan tentu saja The Curios Case Of Benjamin Button.BOWO

“Komedi erotis ala romantis”



Zack and Miri make a porno/Kevin Smith/Seth Rogen-Elizabeth Banks-Brandon Routh-Justin Long /2008

Formula ceritanya merupakan sesuatu yang sangat umum dalam cerita-cerita film, orang yang berusaha keluar dari masa-masa sulit, namun ketika ia berusaha keluar dari keadaan sulit itu ada makna lain yang ia dapat walau itu sudah jauh dari tujuan kenapa ia harus keluar dari masa-masa sulit tersebut (for the sake of storytelling development…it’s ok).Performa Seth rogen sebagai zack memberikan semangat baru untuk menonton film2 komedi Hollywood ,setidaknya kita di suguhkan aktor alternatif selain Jack Black yang jam tayangnya keseringan.Yang patut di acungi jempol di dalam film ini bagi saya adalah dialog2 sarcastic ala sitkom di mix dengan kelucuan-kelucuan yang mungkin tabu,mungkin gila,namun yang pasti membuat saya tertawa.Sayangnya kesimpulan sex yang ingin disampaikan dalam film ini masih sulit diterima bagi saya orang yang menganut budaya timur .

Recommended consensus:
Sebuah pelecehan terhadap film2 berkelas Hollywood yang sangat di rekomendasikan dan dikemas dengan isu pornografi yang akan membuat anda tertawa . it’s Be Kind Rewind meets a bunch of romantic Hollywood story, but the recommended parts come from the pornfking (pornfilmaking).BOWO

dot the i


Film ini membuktikan bahwa film ialah sebuah karya seni bebas sebebas-bebasnya namun harus dapat di pertanggungjawabkan. Ketika itu semua tidak terjadi sadarlah akan konsekuensi yang menanti. Dengan judul yang begitu ikonik di mata gua( “dot the i…danger is in the details, how iconik is that?). Penerjemahan konsep filmmaking dengan judul ikonik dalam crazy dangerous romance triangle and twistand twistand!!!
Recommended consensus:
“secara kodrat kita sebagai kaum adam dan kaum hawa pasti terpuaskan menonton film ini, secara manusiawi tentunya kita akan merasa sakit hati ketika menonton film ini, secara penikmat filmmungkin akan larut dalam kenikmatan ketika menonton film ini, jikalau mau mix ketiga-tiganya luangkan waktu yang kurang dari 2 jam untuk menonton film ini.”BOWO

Gone baby gone


Film ini dari awal sudah memikat!!!! Cerita bergerak dengan nyaman menurut gua.. maksudnya nyaman ialah anda di ajak mikir tapi ga sampai mentok namun hanya butuh kesabaran. Sebuah peristiwa yang menguji tokoh2 didalamnya untuk memilih antara perasaan dan logika yang akhirnya hal itu membuat penonton mempertanyakan hal yang sama kepada masing-masing ketika selesai menontonya.(hmmh… yah ini persepsi gua, buat beberapa orang yang udah nonton mungkin kurang setuju ama gua).Dengan tema dan judul yang sangat mellow tersebut, percayalah gone baby gone tidak akan membuat anda depresi tetapi hadir dengan mood,acting,dialog,intrik, dan tentu saja visual yang sangat nyaman.
Recommended Consensus:
Kalau gua juri Oscar film ini layak buat Best Picture walaupun hasil sebuah karya debut penyutradaraan seorang Ben Afleck. Salah satu film Hollywood era zaman sekarang yang mempunyai ending luar biasa…DAPET!!!! BOWO

Monsterball


Another oscar movie experience… film ini bagus buat refrensi kru2 yang ingin belajar dramatic structure dalam sebuah film, apalagi film2 oscar itu dramatic plotnya sebenernya biasa aja (berarti ini simple buat kita mengerti).Hal menganggu yang sering terjadi yakni cara mereka mengajak kita untuk masuk terbawa plot tersebut” busettt !!! lama bener…” nah ini dia kenikmatan lain ketika menonton film ini, jangan mikir gimana ceritanya cepet selesai padahal kaya ga ada konfliknya, film ini(halle berry tepatnya) menghipnotis kita supaya “ayo lihat gue…lihat gue..terus..terus!!”
Recommended consensus:
“Buat orang-orang yang baru menyadari Heath Ledger ialah actor hebat ketika ia sudah meninggal dengan melihat lakon dalam setiap film2nya, ibarat titik balik atas kemenangan piala oscar controversial seorang aktris Halle Berry yang merupakan aktris biasa-biasa saja jika kita melihat lakon dalam setiap film2nya, termasuk yang satu ini!!! Rumorsnya film ini sempat membuat iri banyak aktor2 ternama Hollywood terhadap Billy Bob Thornton yang merupakan lawan “main” Halle Berry di film ini. ”BOWO

Mary jane points of view about Spiderman


Kalau mengetahui premis ceritanya tentang kisah cinta vampire dan manusia sepintas merupakan hal biasa-biasa saja, yang membuat twilight begitu memesona ialah permainan acting dari Kristen stewart sebagai Belle yakni cewe remaja yang sungguh penasaran akan latar belakang tokoh Edward(Robert pattinson) .Sementara Edward sendiri berusaha menahan agar latar belakangnya tidak di ketahui Belle. Ceritanya memang tidak menjanjikan sesuatu yang sangat prestisius, namun cukup jarang untuk di jumpai dalam film-film romantis sekarang ini, menyentuh hati dengan kesederhanaan. Dapat dikatakan menyentuh menurut saya mungkin dari narasi-narasi di filmnya,chemistry dari interaksi minimalis yang tertahan dari 2 karakter utamanya, serta keutuhan keluarga the cullens .Sisi menghibur di film ini datang dari segi cerita yang ibarat cerita superhero Spiderman namun kita diajak mendengarkan curahan hati dari sisi mary jane.Dengan dukungan setting tempat dan mood yang begitu dingin, twilight menjadi tontonan alternative,sederhana,efektif dan menyenangkan.

Recommended consensus:
Buat yang pengen melihat saingan dari chemistry Shane west dan Mandy moore dalam film A Walk To Remember. Buat yang ingin menguji tingkat berlebihan di diri sendiri dalam merespon dialog-dialog puitis atas nama cinta.Buat yang suka tontonan ibarat paket hemat yang worth it di fastfood-fastfood terkenal.Terpuaskan!!BOWO

A new perspective about happy…


Jangan pernah bertanya apa cerita happy together ketika anda sudah tertarik dengan mengetahui ini adalah film wong kar wai, jujur… hal tersebut mungkin akan membuat kecenderungan anda menonton film ini menjadi gamang. Ya..itulah yang terjadi ketika saya sedang mencari nama wong-kar-wai diantara sederetan film di kineruku. Akhirnya saya melihat label biru Recommended + nama wong kar wai di dalam satu dvd, tak pelak kemudian saya mengambil dvd tersebut dan membaca sinopsisnya, terjadilah hal di atas .Kenapa saya menekankan dalam hal kecendrungan menonton film ini di awal sebelum masuk ke review filmnya, karena dari posternya saja anda akan berasumsi kalau ini adalah film gay….zzzzz..tittttttt!!(efek monitor I c u Laudya Cintya Bella di love). Baiklah kalau anda tidak mau menonton filmnya,dengan senang hati saya mencoba menceritakan kenapa anda harus berpikir kembali untuk menonton film ini. Pencapaian sensasi sinematografi luar biasa wong kar wai dalam karirnya menurut saya ada di film ini, bukan parameter award apa yang dia raih tetapi dari film apa kemudian film selanjutnya seorang wong kar wai layak untuk dipertimbangkan menjadi pemenang (get the point?try to think!!). Sinematografi yang tetap tidak keluar dari sisi claustrophobic dimana film wong kar wai sebelumnya chunking express menawarkan athmospher yang sama( that’s why he is adore ) hanya dalam happy together wong kar wai bermain dengan tone hitam putih sebagai penyampai utama dari cerita filmnya (ya ini yang saya rasakan). A new perspective about happy… tergambar dari hubungan antara Ho Po Wing(Leslie Cheung) dan Lai Yiu Fai(Tony Leung) yang menurut saya itu adalah sinergi hitam putih kegelisahan percintaan universal di mana Po dan Lai bahagia karena masih bersama dalam proses sinergisasi tersebut. Mengomentari secara khusus tentang kegelisahan yang terjadi dari acting tony leung dan leslie cheung yang konon dengan balutan tanpa skrip ini benar-benar “match” dengan suasana Buenos aires kelabu ciptaan wong kar wai. Mungkin ketika saya memutuskan untuk menonton film-film wong kar wai saya tidak terlalu menitik beratkan cerita karena ini adalah wong kar wai “ the realis director and writer I’ve known about movie industry” jadi kenapa harus ambil pusing, yang dia angkat ialah selalu emosi perasaan manusia dan sebagai manusia saya yakin tidak akan sulit untuk menangkap film-filmnya begitu juga seharusnya anda. Secara keseluruhan happy together menjanjikan lukisan-lukisan audio visual wong kar wai tentang kegelisahan hubungan yang apa adanya tentang hitam putih keterasingan cinta 2 anak manusia mau itu cewe dengan cowo,cowo dengan cowo atau cewe dengan cewe(Hii….).Lost

Recommended consensus: “Pencapaian sinematografi wong kar wai pada titik ekstrem yang universal”

An indonesian movie dream comes true with director,ensemble cast and story you can’t refuse.

Inthenameoflove//Rudisoedjarwo//Titienwattimena//
Christinehakim, Roymarten,Coksimbara,Tutiekirana,Achaseptriasa,Vinogbastian,Lunamaya,Lukman sardi,Ninofernandes,Dickywahyudi, Tengkufirmansyah//2008

Kesan yang gua dapat setelah menonton film Indonesia dengan ensemble cast yang sangat menjanjikan dalam performa acting multi generasi ini yakni sebuah kebanggaan. Seorang sutradara Indonesia(setelah kecewa karena LOVE besutan sutradara malaysia…) telah berani untuk membuat film dengan konsep cinta terlarang antara 2 anak keluarga mafia ala godfather dimana penokohan tiap karakternya sangat menarik untuk membuat kita bertahan selama 2 jam lebih di bioskop. Janji kualitas akting dalam trailernya ditepati dengan ibarat kalau kita janjian ketemuan ama seseorang untuk pertama kali ya gua pengen janjian ketemuan lagi secepatnya …haha. Film seperti ini kalau harus di serahkan buat sutradara indonesia menurut gua memang paling cocok di tangan Rudi Soedjarwo(Film ini impian lama Rudi Soedjarwo dimana dia pengen banget nge direct Christine hakim dan Roy marten dalam satu film) dengan gaya kamera dan tone warna khas dalam film-filmnya menjadikan in the name of love terasa begitu keras,liar,gelap yang membuat filmnya terasa elegan namun tidak artificial. Dari segi cerita, mungkin ini bukan performa terbaik dari Titien wattimena( aduh.. please lah ni orang produktif banget ya bikin script), gua masih ngerasa kadang dialognya-dialognya dia terlalu ngejiplak film-film luar yang kalau pake bahasa inggris emang bisa jadi bagus, tapi kalau pake bahasa indonesia mungkin gua bakalan ketawa ( Bukan berarti gua tidak mencintai bahasa indonesia, tapi sumpah gua sering banget ketawa tiap nonton film-filmnya titien watimena ). Dari segi akting mungkin gua mencoba mengungkapkan beberapa hal yang meninggalkan kesan secara personal dari filmnya, Christine Hakim dan Cok Simbara merupakan kebangkitan aktor aktris indonesia yang patut di segani aktor aktris jaman sekarang layak Luna Maya dan Lukman Sardi yang juga meninggalkan kesan personal bagi gua. Christine sebagai seorang ibu sekaligus istri dan juga wanita berhasil mejalankan tugasnya, mungkin anda semua bingung dengan 3 penokohan yang saya sebutkan namun itu demi kebaikan yakni saya tidak mau merusak cerita ketika anda menonton filmnya tapi sekali lagi peran Christine Hakim itu peran yang sulit di mana I karakter mengemban misi 3 penokohan dalam cerita. Cok simbara juga patut diberi sambutan hangat mengingatsemenjak performa karismatik terakhirnya dalam sinetron noktah merah perkawinan (haha… ini jaman gua kelas 2 atau 3 sd gitu).Acha septriasa juga sekali layak di beri acungan jempol mengingat ada scene yang menurut gua aktris muda indonesia hanya dia yang bisa melakukan kegetiran perasaan bersalah seorang anak sekaligus kakak dalam keluarga keras dan berkuasa seperti keluarga negara.Belum lagi hadirnya supported actress Luna Maya memainkan peran yang belum pernah gua liat ia memainkan sebelumnya berhasil membuat gua merasa benci (how could it be… she’s so gorgeus) di akhir durasi kurang lebih 2 jam yang sangat tasteful itu.LOST

” kegelisahan dalam cantik indahnya hidup yang harus di jalani setiap hari”


American beauty

Directed : Sam Mendes

Screenplay: Alan Ball


Film ini bercerita tentang kehidupan disfungsional sebuah keluarga ideal Amerika yang di perankan oleh Kevin spacey (Lester Burnham),Annete bening(Carolyn Burnham) dan Thora birch (Jane Burnham).Skenario apik yang mengemas kegelisahan, kelucuan sekaligus menyindir dengan kejujuran dalam pengambaran dan perkembangan dari masing-masing karakter dalam cerita di ejawantahkan dengan sangat baik dalam film berdurasi kurang lebih I jam 85 menit ini. Apa yang coba di gambarkan oleh Alan ball dari masing-masing karakter dalam cerita ini, menurut saya, ialah karakter-karakter yang terlalu gelisah akan apa yang seharusnya di lakukan selanjutnya,selanjutnya dan selanjutnya dalam hidup.Berangkat dari realitas bahwa hidup terus bergulir dengan masalah demi masalah di dalamnya, seorang Alan Ball menulis skrip dengan mengangkat tema universal yang dijalani oleh setiap kita yakni pencarian arti dari masalah-masalah yang digambarkan dengan kegelisahan karakter-karakter dalam sebuah cerita.Ekspektasi dan sasaran tepat untuk menampar para penikmat-penikmat cerita realitas melankolis yang sederhana seperti saya.

Meninjau kronologis sebuah cerita yang di bangun dalam naskah skenario American beauty menjadi menarik karena ibarat kalender dengan jadwal dan event yang sudah pasti, skenario Alan memastikan sasaran dari plot yang harus di jalani tiap karakter-karakter di dalamnya.Di awal film dengan blak-blakan Alan mengenalkan Lester layaknya sebuah undangan resepsi kematian yang harus kita lingkari di kalender terdekat kita. Plot yang di buat untuk karakter Lester mulai dari sosok irresponsible nya sebagai suami dan juga seorang ayah dalam keluarga Burnham di bumbui dengan hasrat terlarang sebagai pria usia puber kedua mengambarkan plot kematian yang di pastikan Alan dari awal. Apa yang di gambarkan dengan kata cantik di judul diterjemahkan melalui berbagai ambiguitas dari arti setiap masalah-masalah yang menimpa karakter-karakter dalam perkembangan alur dari cerita American beauty.Disfungsional keluarga ideal amerika, itu tujuan Alan menciptakan karakter-karakter dalam American beauty sebagai pendukung plot utama yang ingin ia tuju dalam ceritanya.Scene demi scene,adegan demi adegan bahkan dialog demi dialog dari tiap babak cerita sangat utuh akibat alan mempersiapkan resepsi kematian tiap karakter yang akan di adakan dalam resepsi kematian massal di akhir film.

Filmnya menjadi sedikit di atas ekspektasi akibat performa jujur namun tetap komikal dari para cast dalam filmnya sehingga bagi kita sebagai penikmat merasakan paket komplit sebuah hiburan bermakna dan berkelas tanpa harus berpikir keras dari sebuah film yang mengusung plot depresi dengan sangat “gelisah”. (Bowo)