Rabu, 24 Februari 2010

It’s beautiful, it’s great, and it’s heaven on THE LOVELY BONES

The Lovely Bones/Peter Jackson/Saoirse Ronan-Stanley Tucci-Mark Wahlberg-Rachel Weizs-Susan Sarndon/2009
The Lovely Bones menceritakan pergulatan perasaan seorang gadis belia berumur 14 tahun Susie Salmon (Saoirse Ronan) yang sudah meninggal untuk balas dendam kepada pembunuhnya namun menjadi ironi dengan keinginanya untuk melihat keluarganya merelakan kepergianya. Sebuah film untuk lebih menguatkan kita jika kelak nanti tiba waktunya akan di tinggalkan atau harus meninggalkan orang-orang yang kita sayangi dari kehidupan ini,misalnya ayah,ibu,adik,teman atau kekasih kita sendiri.Simak sebuah narasi dalam film ini yang menandakan hal yang saya utarakan sebelumnya “these are the lovely bones that had grown around my absence, the connection sometimes tenous,sometimes made at a great cost,but often magnificent that happened after I was gone. Then I began to see things in a way that let me hold the world, without me in it..” hiyaa...sedih, namun bayangkan kalau orang yang udah meninggal mendoakan kita yang masih hidup dengan kata-kata seperti itu.

Kekuatan utama cerita dengan tema mengangkat isu arwah penasaran disampaikan dengan penceritaan yang sangat humanis sekaligus menembus batas imajinasi surga idealis setiap manusia dalam novel karya Alice Sebold ini, tak tanggung-tanggung seorang Peter Jackson melirik karyanya untuk di jadikan film layar lebar dan menghadirkan sebuah interpretasi yang mengharukan sekaligus menyayat akan sebuah arti keterikatan cinta yang tidak mengenal perbedaan alam, karena jiwa atau ikatan batin tidak akan pernah terputus oleh perbedaan tersebut.

Dari review ini saya menjanjikan setidaknya ada 2 moment yang sangat menyentuh ketika menonton film ini, ketika seorang ayah harus berhadapan dengan pembunuh anaknya dan ketika Susie benar-benar melihat surga idealisnya di hadapanya, bayangkan perasaan anda ketika harus melihat surga impian anda ,surga yang taraf keindahanya jauh lebih tinggi dari sesuatu yang anda ketahui tentang keindahan yang pernah anda lihat di kehidupan ini. Mungkin anda hanya bisa menangis,atau terdiam tapi yang paling pasti hati anda akan tersentuh dengan perasaan bersyukur, pendek kata “tears of joy”.



Saoirse Ronan yang sebelumnya pernah kita saksikan dalam film Atonement sebagai adik perempuan pencemburu yang bertanggung jawab atas cinta sejati kakaknya yang tidak pernah kesampaian, menyelamatkan sosoknya yang di benci dengan menghadirkan performa yang mengiba hati kita sebagai gadis yang tulus dan kuat untuk menerima kenyataan kalau hidupnya sudah diambil secara “out of nowhere” dengan keji oleh tetangganya sendiri, kehidupan yang hilang hanya atas dasar seorang anak yang ingin menjaga sopan santun dalam bersikap terhadap orang yang lebih tua, terlebih orang tersebut tetangga kita sendiri.

Selain Saoirse, ada 2 bintang lagi yang di mata saya kehadiranya di film ini semakin memberikan warna filmnya terasa lebih nikmat untuk di nikmati. Yang pertama ialah Susan Sarandon yang berperan sebagai nenek semangat jiwa muda Susie, karakter menarik ini semakin “nendang” dengan diperankan oleh Susan Sarandon yang di usia tuanya memang masih pantas untuk sedikit “nakal” dalam memainkan peranya. Yang kedua, yang mendapatkan banyak nominasi penghargaan dalam kategori pemeran pembantu pria terbaik di tahun ini yakni Stanley Tucci sebagai tetangga sekaligus pembunuh Susie. Penampilan Stanley di film ini, patut dihargai atas keberhasilanya menjadi seorang psikopat yang memiliki emosi yang labil, namun tetap berusaha terlihat waras di mata orang banyak, dan entah kenapa tatapan mata Stanley Tucci yang biasanya melankolis, di film ini berhasil menjadi sebuah tatapan mengerikan sekaligus tatapan sejuta makna atas rentetan peristiwa2 tragis dalam hidupnya.

Sayangnya, Peter Jackson mungkin tidak dapat mempertahankan reputasinya sebagai sutradara adapatasi novel yang paling terbaik dengan filmnya yang satu ini,walaupun saya belum membaca novelnya, tapi hampir pasti di pastikan film ini bukan sebuah adaptasi novel Alicia Sebold yang baik. Sepanjang film saya merasakan ada hal,bahkan banyak hal yang terasa tidak match antara setting cerita dengan pergerakan kamera,shot, bahkan scoring yang sangat-sangat Lord of the Rings. Sedikit terselamatkan dengan tone film yang sedikit sesuai terhadap karakter cerita yang bisa di bilang “ dark drama” ini, (PS: jika ada dark comedy,kenapa dark drama tidak ada).Selain itu, cerita ini sebenarnya memiliki kandungan interpretasi surga idealis yang jika kita membaca mungkin akan lebih terasa liberal di banding kita harus melihat interpretasi tersebut secara visual, sehingga kita tidak merasa terbatasi dalam mengimajinasikan surga idealis tersebut. Secara visual, surga idealis Peter Jackson dalam film ini di mata saya terkadang absurd dan berlebihan, berlebihan yang tidak di dukung dengan special effect yang membuat hal berlebihan tersebut menjadi sebuah visualisasi yang “unbelievable” dan menggagumkan, alhasil beberapa namun tidak semua terasa seperti sebuah editan photo yang asal tempel untuk menampilkan kesan aneh,imajinatif tanpa didukung makna-makna inspiratif .

Senin, 22 Februari 2010

An education to educate lots about lots which is what so wonderful about cinema this day, AN EDUCATION

An Education/Lone Schrerfig/Carey Mulligan-Peter Saarsgard-Alfred Molina-Rosamun Pike/2009

Mari kita berkenalan dengan Jenny(Carey Mulligan) seorang gadis muda yang penuh dengan rasa antusiasme akan berbagai hal,mengingatkan kita dengan karakter Juno yang di perankan oleh Ellen Page dalam film Juno di tahun 2006, tapi bedanya Jenny mungkin sosok cewe idaman para cowo di masa-masa sekolah dulu, dia cantik,dia pintar(what a line of you to say “the first time can only happen once”or “boring,studying is hard and boring,to be bored an bored,there’s no life in it,no colour,no fun”),dia bermain cello,dia bisa bahasa Prancis(saya percaya kalau cewe mengucapkan sesuatu dalam bahasa Prancis, entah kenapa dia akan terlihat lebih cantik)and She’s an OXFORD candidate at it’s time. Namun di sinilah cerita film An Education bermulai, “kesempurnaan” yang ada pada Jenny memang tidak bisa di tembus oleh seorang cowo atau lelaki, kesempurnaan tersebut hanya bisa di tembus oleh seorang pria(agar terlihat level kedewasaan dalam sisi natural laki-laki yang terinspirasi dari sebuah iklan rokok). Meet David( Peter Sarsgaard), seseorang yang hampir dipastikan tidak akan di tolak oleh seorang cewe karena caranya sebagai seorang pria memperlakukan cewe, bahkan saya sendiripun yang seorang cowo menuju pria merasa terinspirasi dengan cara-caranya.
Di buka dengan titling awal yang sangat bagus dengan kesederhanaan tampilan, saya kemudian diajak untuk melihat,merasakan,terbawa dalam dialog demi dialog yang menggelitik sekaligus deg-degan dalam batas tipis antara ketulusan dan manipulasi hubungan romantis Jenny dan David.Jenny yang berjalan kehujanan, sementara David menemaninya naik mobil dengan kaca terbuka supaya mereka bisa berkenalan, di mata saya hal tersebut sangat luarbiasa ketika menontonya, suatu pembuka film yang membuat saya memiliki ekspektasi “ yes, thank’s for this different view cinema of romance” .Untuk lebih meyakinkan lagi bagaimana karakter David yang sangat kuat ini, bayangkan saja bagaimana anda bisa bercerita sesuatu hal yang anda tidak suka dari keluarga anda sendiri dengan seorang “completely stranger” yang baru anda temui,walaupun seseorang tersebut menawarkan tumpangan menuju rumah anda di tengah2 hujan.Mungkin selera humor saya yang ibaratnya “kawin” dengan jokes-jokes khas David ketika menanggapi keadaan khusunya ketika mengobrol dengan wanita misalnya “the banana virginity thing”,atau “the university of life which I didn’t get a very good degree there”, karakter David Goldman menjadi salah satu karakter inspiratif bagi saya. Simak salah satu dialog dari david, ketika kita berusaha mencari pembenaran atas sebuah kekurangan kita dengan maksud supaya orang lain tidak menjadi antipati dengan kekurangan tersebut “we’re not clever like you,so we have to be clever in other ways, because if we we’rent, there would be no fun” .



Selain chemistry kisah cinta tersebut,ada 2 hal menarik dari cerita yang bisa dinikmati dalam film An Education ini,yang pertama yaitu sisi keluarga sportif yang tercermin dari Jack(Alfred Molina) ayah Jenny dan Marjorie(Cara Seymour) ibu Jenny dengan penggambaran lebih manusiawi yang tidak lepas dari kesalahan dan saling maaf-memaafkan alias 1st supporter bagi seorang anak apapun dan bagaimanapun baik atau buruknya seorang anak tersebut yang walaupun lagi-lagi saya harus membandingkan dengan sosok ayah dan ibu yang ada di film Juno.Saya sangat suka komunikasi jujur dan liberal,bahkan harus sampai temperamental (because it show us some emotion when we watch which we won’t see if to compare it against Juno)yang tergambar dalam keluarga manis,kecil,dan supportif seperti keluarga Jenny ini.Yang kedua, the most important one, yakni bagaimana dan seperti apa seorang gadis cantik beranjak dewasa Jenny Mellor harus terjebak antara romantisme cita-cita dan perasaan dalam sebuah keluarga dengan background pendidikan yang naïf dan selfcentered untuk menyimpulkan An education to educated lots about lots , menarik!!!
Dikemas dengan flow cerita yang tidak terlalu lamban,hal-hal yang lagi-lagi tentang Paris, dan tentu saja kelahiran seorang Carey Mulligan (seperti Euforia Ellen Page beberapa waktu kebelakang), An Education memang patut disejajarkan dalam film-film berjaya dengan banyak nominasi-nominasi penghargaan di tahun ini.Menyinggung sedikit film sejenis seperti Up in the air, apresiasi saya harus saya tinggikan sedikit untuk film An Education atas pesan moral yang jauh lebih kuat di banding Up in the air, walau kedua film ini dalam bebearapa aspect skenario,perjalanan cerita,dan karakter utama yang bisa dibilang punya nilai yang sama.

Selasa, 16 Februari 2010

seeing through In Cold Blood of CAPOTE

Capote//Benneth Miller//Phillip Seymour Hoffman-Catherine Keener-Chris Cooper-Clifton Collins Jr.//2005

Malam semakin larut ketika anda memutuskan untuk mengakhiri malam ini dengan mematikan lampu kemudian bermaksud tidur dengan nyenyak, di sebuah rumah yang lingkunganya jauh dari tetangga sekitar, sepi namun damai. Di tengah kedamaian tersebut anda terusik dengan 2 orang tamu tak diundang yang masuk membangunkan anda kemudian menginterogasi anda hingga akhirnya anda mati di bunuh.Keesokan paginya, seseorang kembali mendatangi rumah anda dan kemudian berteriak ketika melihat anda sudah bermandikan darah terbaring seperti sedang tidur di kasur tempat anda menemukan kedamaian setiap malam, hal ini tentu saja akan menjadi sebuah peristiwa mencengangkan, terlebih bukan hanya anda yang mati terbunuh sadis melainkan seluruh keluarga kesayangan anda. Cerita ini bukan merupakan sebuah fiksi thriller biasa, namun merupakan sebuah cerita nyata yang terjadi pada tahun 1959 di Kansas, Amerika Serikat.
Truman Capote, seseorang yang menjadi visioner sejarah dalam dunia penulis, khususnya dunia penulisan novel non-fiksi. Pada tahun 1959, Capote tertarik dengan pemberitaan tentang pembunuhan massal satu keluarga di kansas, dia tertarik untuk membuat artikel tentang bagaimana respon publik,khususnya daerah pedalam kansas menyikapi tragedi tragis tersebut. Dalam usaha penulisanya, Truman Capote terjun langsung menginvestigasi dan mewawancari orang-orang yang dekat dengan tragedi tersebut, mulai dari tetangga,kepala polisi setempat,kerabat dekat korban hingga pembunuh massal tersebut yang akhirnya tertangkap,Perry Smith dan Dick Hickock.
Seiring dengan investigasi yang dilakukan Capote untuk artikelnya terlebih hubunganya yang semakin dekat dengan Perry Smith sang pembunuh , seiring juga Capote berobsesi akan uang dan popularitas untuk menulis novel non-fiksi dengan cerita pembunuhan ini. In Cold Blood merupakan novel Truman Capote yang sangat menginspirasi banyak penulis dengan gaya non-fiksinya, secara cerita novel ini berulang kali di adaptasi ke layar lebar dengan sisi pendekatan yang berbeda antara cerita dan kesungguhan sang penulis dalam menyelami cerita yang akan ia tulis, terlebih sampai larut yang berujung kepada kematianya akan perasaan bersalah terhadap sang pembunuh dimana ia sebenarnya "sayang" kepada Perry Smith, dan novelnya justru membuat orang yang ia sayangi menjadi seorang manusia berdarah dingin tidak berperasaan yang di benci banyak orang.




Capote merupakan film tentang seseorang yang terperdaya oleh kepintaranya menuju pembantaian terhadap harga dirinya sendiri sebagai seorang manusia yang memiliki hati nurani.Diperankan sangat "magnetik" dari seorang Phillip Seymour Hoffman yang mendapatkan nominasi di banyak acara penghargaan atas peranya di film ini atas aksen ikonik seorang pria gay yang pintar di tambah gesturenya sebagai Capote yang berusaha menutupi keterpurukan di atas obsesi untuk menyelesaikan novel In Cold Blood lewat dialog dan perlakuan persuatif sekaligus manipulatif terhadap Perry Smith sepanjang film, tak heran Phillip mendapat piala oscar sebagai aktor terbaik pada tahun film ini di release.
In Cold Blood mungkin kata yang paling pas mendefinisikan keseluruhan film ini, hal tersebut merupakan pencerminan 2 karakter utama dalam film yakni Perry Smith dan Capote sendiri.

Kamis, 11 Februari 2010

Things that are difficult by themselves but a whole lot harder in combination is in "UP IN THE AIR"



Up In the Air//Jason Reitman//George Clooney-Vera Farmiga-Anna Kendrick-Jason Bateman-JK Simmons//2009

Menjadi lucu tanpa harus mengorbankan kejujuran dan inteligensi merupakan kesan yang saya dapatkan setelah menonton Up In The Air, bercerita tentang Ryan Bingham (George Clooney) yang menjadi "sky warrior" karena pekerjaanya yang mengharuskan ia melakukan perjalanan dari kota ke kota menggunakan pesawat sebagai eksekutor pemecatan sekaligus pemberi konselling tentang seberapa penting kita harus menghargai komitmen dalam hidup.Konflik terjadi ketika Natalie Keener (Anna Kendrick), junior di tempat Ryan bekerja yang mengusulkan sistem "messenger" melalui perjalanan pesawat ini di rubah menjadi sistem videochat dimana hal tersebut mengancam pekerjaan sekaligus "hidup"(karena di awal film Ryan mengatakan"if you want to know me, you have to fly with me) Ryan. Melihat hal ini, Craig Gregory(Jason Bateman)sebagai atasan di tempat kerja Ryan memutuskan untuk Natalie dan Ryan melakukan perjalanan bersama dimana keduanya diharapkan saling mengenal dan meredakan ketegangan.Selain konflik pekerjaan ini, kita diajak mengenal karakter Ryan lebih dalam (merupakan hal paling menarik dalam film ini) lewat hubungan tanpa status menggelitik,sensual,dan "manis" dengan Alex Goran(Vera Farmiga) yang berujung kepada sebuah konklusi menyedihkan dan sangat mengiba akan arti sebuah kebanggaan.

2 hal membuat pemikiran saya bergerak setelah menonton film ini yakni masalah apa arti peristiwa demi peristiwa yang akan kita lalui dalam hidup, dimana kita sudah mengetahui endingnya adalah sebuah kematian, dan kenapa komitmen dalam berhubungan menjadi sebuah hal yang penting? Rasa, menurut saya jawabanya adalah untuk kita merasakannya. Dalam sehari-hari sebaiknya kita jangan merasa terlalu nyaman dengan kondisi kita sehingga harus terlalu cepat memutuskan pemikiran-pemikiran yang baik dan buruk, atau lebih sederhana mana yang cocok dan tidak cocok untuk kita, hal ini hanya menyempitkan misi dari kita untuk hidup, yakni to experience, so we know what's best to decide...

Tentang judul review ini,"Things that are difficult by themselves but a whole lot harder in combination is in "UP IN THE AIR" ialah material yang digunakan dalam naskah garapan Jason Reitman dan Sheldon Tunner untuk membuat filmnya membuat tertawa namun miris sekaligus menakjubkan dengan scene-scene "up in the airnya" yang lagi-lagi terkemas secara ringan (ala film2 jason reitman) dan memikat( secara akting dari para cast2nya). Sayangnya secara personal, hal ini justru di mata saya membuat film ini sangat "right in a wrong time" untuk kondisi perfilman secara internasional dengan mengambil sampel Award Season dimana UP IN THE AIR hanya akan mendapatkan nominasi namun belum layak untuk menjadi pemenang di banyaknya nominasi dalam konteks Award Season itu sendiri.Menilik ke belakang, justru formula tersebutlah yang biasanya di gunakan dalam film-film award season itu sendiri dalam beberapa tahun terakhir, Since Crash win the Best Picture at Academy Award 2006.Secara karakterisasi pun, karakter utama Ryan Bingham memang bisa di bilang seseorang yang ikonik secara aktifitas namun terlalu stereotype untuk masalah pergulatan batin seseorang yang seperti mempunyai segalanya namun sebenarnya mengalami masalah kesendirian dalam hidupnya.Namun saya sangat terpesona dan takjub terhadap karakter "femme fatale" yang bisa-bisanya di sisipkan dalam film yang tergolong genre drama/comedy/romance ini, senang tidak harus ber"noir-noir" untuk bisa merasakan sensasi femme fatale ini.

Sabtu, 06 Februari 2010

they colour this year award season with exceptional movie...


Todd Phillips,Zach Galifianakis,Ed Helms and Bradley Cooper
Kuda hitam tahun ini, berhasil masuk 4 besar film terlaris tahun 2010, (avatar not include), secara surprise (agak kecewa) mendapakan film terbaik golden globe di kategori comedy/musical.

Meryl Streep and Nora Ephron Julie and Julia
Meryl Streep selalu menggemaskan walau di usianya yang sudah sangat senja, dalam film ini hal tersebut di tambah dengan lezatnya masakan ala prancis yang akan membuat kita ibarat makan secara visual.

Jeff Bridges and Scott Cooper Crazy Heart

Lone Scherfig and Carey Mulligan An Education

Lee Daniels, Mo Nique and Gabourey Sidibe
Gabourey Sidibe sepertinya memang terlahir untuk peran precious ini, film yang berderai2 di hati saya ketika menontonya. Kekuatan cerita, akting dan penyutradaraan yang dapat di gambarkan dalam satu kata "soulful".

Tom Ford, Colin Firth and Julianne Moore A Single Man is a heart stopping beauty, a movie of mistery,visual dazzle and emotional resonance. Belum sempet nonton, tapi ini number 1 list a movie to watch.

Quentin Tarantino And Christoph Waltz, The feel good movie of the year. Setelah cukup kandas dengan karya2 terakhirnya, Quentin Tarantino kembali dengan film yang merepresentasikan dirinya sebagai sutradara "inglourius BASTARDS". Performa Christoph Waltz dengan dialek 4 bahasanya dalam film ini semakin menambah excitement menonton film ini.Cerita luar biasa Quentin Tarantino tentang Nazi Psycho Addict di kemas dengan alur chapter khas Tarantino.

Kathryn Bigelow And Jeremmy Renner The Hurt Locker, as the Prettiest Bastard on earth yang merupakan mantan istri James Cameron ini berhasil membuat film yang fresh dalam genrenya dan maksimal secara eksekusi hampir di semua aspect. Kritikus mencintai film ini sampai harus menganugerhkan film terbaik versi mereka kepada The Hurt Locker, sementara kalangan sutradara pun setuju untuk memberikan penghargaan sutradar terbaik tahun ini kepada Kathryn, as i say she's the first woman who receive a Directors Guild Award.Hope this movie doesn't get hurt at academy award on 7 March 2010/

James Cameron Avatar bercerita layaknya cerita2 invasi sci-fi namun dengan penokohan yang terbalik di mana manusia yang sedang menginvasi. Sebagai film hadir dengan plot yang sangat nyaman untuk bisa di nikmati secara universal, baik dari kalangan kritikus maupun penonton awam(hal yang satu ini merupakan trademarknya James Cameron).Film ini mengukuhkan kembali James Cameron sebagai visioner dalam sejarah perfilman karena teknologi pembuatan film 3D Avatar ini berbeda dengan pembuatan film-film 3D sebelumnya terutama dalam hal Kamera yang di gunakakan, yang membuat James Cameron bisa membuat film secara langsung dan bersamaan versi 3D dan 2D.

(Photo taken from Vanity Fair article, relationship between actor and director)

Selasa, 02 Februari 2010

Euforia!!! nominasi oscar 2010

Tahun ini oscar memutuskan untuk menambah nominasi best picturenya menjadi 10(konon katanya biar sama seperti golden globe yang memberikan 10 nominasi untuk 10 film yang terbagi menjadi kategori drama dan comedy/musical) tapi ini bukan sebuah gebrakan baru, kembali ke era 30 dan 40-an, oscar memberikan nominasi best picturenya untuk 8-12 film.Dari 10 nama film yang di nominasikan, saya masih berharap para juri dari Academy of motion arts and science memberikan gelar Best Motion Picture of the Yearnya terhadap The Hurt Locker. Kenapa harus the hurt locker? film ini hampir memaksimalkan semua aspect dalam film untuk menjadi sebuah film yang bagus. Secara cerita, film ini mengangkat sisi psikologi film perang yang jarang atau mungkin belum pernah diangkat sama sekali; ketegangan!!! tidak salah film ini membuat para kritikus jatuh hati dengan menobatkan film terbaik versi Critics Choice Award.Secara sutradara, saya takjub film ini di sutradarai oleh wanita, bahkan wanita pertama yang memenangkan DAG (directors award guild,sebuah acara award khusus untuk sutradara). It’s a near perfect movie, an intense filmmaking at its best..so far.Untuk performa aktor tahun ini saya harus mengunggulkan lagi2 dari The Hurt Locker, Jeremmy Renner yang sangat kharismatik dalam memainkan peranya sepanjang film, dan yang lebih membuat takjub lagi karena saya tidak pernah tahu siapa Jeremmy Renner sebelumnya jadi performanya di film ini bener2 fresh…kalau harus memberikan semifinalis mungkin saya akan memeberikanya kepada Colin Firth(walaupun belum menonton filmnya) tapi waktu liat trailernya(salah satu trailer yang sangat menginspirasi secara pacing dan kepaduan scoring dan scene), dari situ Colin firth dan Julianne moore sudah menghipnotis (sedikit penasaran ingin membandingkan dengan faye wong dan tony leung dalam film2 wong kar wai).Untuk kategori aktris,Sangat sedikit yang baru di tonton, tapi sepertinya Gabourey Sidibe dan Meryl Streep akan bersaing ketat. Mery Streep dalam film julie and julia seperti menciptakan aksen khusus yang sangat ikonik ketika orang menonton karakter Julia Child yang sudah menginspirasi banyak orang untuk belajar masakan ala prancis sedangkan Gabourey Sidibe seakan-akan terlahir memang untuk peranya dalam film Precious ini, hmm…. tight choice!!!
Dalam kategori supporting actor, tidak ada yang perlu di bahas lagi Christoph Waltz hanya tinggal menunggu waktu sampai 7 Maret untuk bisa membawa pulang piala oscar atas acting yang ikonik dan membuat takjub dengan dialeg 4 bahasa (jerman,prancis,itali dan inggris) sebagai kolonel hans landa yang tidak jelas di mana pihaknya antar nazi atau jews selain untuk kesuksesan diri sendiri.Sementara untuk kategori aktrisnya pun saya tidak ragu untuk mengatakan Mo nique akan bernasib sama seperti Christoph Waltz. Untuk Best Director, lagi2 saya menggungulkan The Prettiest Bastards(karena seorang sutradara adalah bastards) on earth is Kathryn Bigelow…walaupun seakan2 tidak menghargai James Cameron dengan pencapaianya yang membuat sejarah dalam menonton sebuah film.

soo… this is my pick for self oscar winner for 2010

Best Picture

Avatar
The Blind Side
District 9
An Education
The Hurt Locker
Inglourous Basterds
Precious
A Serious Man
Up
Up In The Air

Best Actor In A Leading Role

Jeff Bridges – Crazy Heart
George Clooney – Up In The Air
Colin Firth – Single Man
Morgan Freeman – Invictus
Jeremy Renner – The Hurt Locker

Best Actress In A Leading Role

Sandra Bullock – The Blind Side
Helen Mirren – The Last Station
Carey Mulligan – An Education
Gabourey Sibide – Precious
Meryl Streep – Julie and Julia

Best Actor In A Supporting Role

Matt Damon – Invictus
Woody Harrelson – The Messenger
Christopher Plummer – The Last Station
Stanley Tucci – Lovely Bones
Christoph Waltz – Inglorious Basterds

Best Actress In A Supporting Role

Penelope Cruz – Nine
Vera Farminga – Up In Air
Maggie Gyllenhaal – Crazy Heart
Anna Kendrick – Up In Air
Monique – Precious

Best Director

James Cameron – Avatar
Kathyn Bigelow – The Hurt Locker
Quentin Tarantino – Inglorious Basterds
Lee Daniels – Precious
Jason Reitman – Up In The Air

Foreign Language Film

Ajami
El Secreto de Sus Ojos
The Milk of Sorrow
Un Prophete
The White Ribbon

Best Original Screenplay

The Hurt Locker
Inglourious Basterds
The Messenger
A Serious Man
Up

Best Adapted Screenplay

District 9
An Education
In The Loop
Precious
Up In The Air

Best Animated Feature Film

Coraline
Fantastic Mr Fox
The Princess And The Frog
The Secret Of Kells
Up

Art Direction

Avatar
The Imaginarium of Doctor Parnassus
Nine
Sherlock Holmes
The Young Victoria

Cinematography

Avatar
Harry Potter and the Half-Blood Prince
The Hurt Locker
Inglourious Basterds
The White Ribbon

Costume Design

Bright Star
Coco Before Chanel
The Imaginarium of Doctor Parnassus
Nine
The Young Victoria

Documentary Feature

Burma VJ
The Cove
Food, Inc
Which Way Home

Documentary Short

China’s Unnatural Disaster: The Tears of Sichuan Province
The Last Campaign of Governor Booth Gardner
The Last Truck: Closing of GM Plant
Music by Prudence
Rabbit a la Berlin

Film Editing
Avatar
District 9
The Hurt Locker
Inglourious Basterds
Precious

Make-up
Il Divo
Star Trek
The Young Victoria

Music (Original Score)
Avatar
Fantastic Mr. Fox
The Hurt Locker
Sherlock Holmes
Up

Music (Original Song)
The Princess and the Frog
Paris 36
Nine
Crazy Heart

Short film (Animated)
French Roast
Granny O’Grimm’s Sleeping Beauty
The Lady and the Reaper
Logorama
A Matter of Loaf and Death

Short Film (Live Action)
The Door
Instead of Abracadabra
Kavi
Miracle Fish
The New Tenants

Sound Editing
Avatar
The Hurt Locker
Inglourious Basterds
Star Trek
Up
Sound Mixing

Avatar
The Hurt Locker
Inglourious Basterds
Star Trek
Transformers: Revenge of the Fallen
Visual Effects

Avatar
District 9
Star Trek