Kamis, 11 Maret 2010

Dengan Tangkas Menikmati Film is what Kineklub is all about!!!

Berapa banyak yang harus kita ketahui sebelum kita melihat film itu sendiri? Terhadap pertanyaan ini tentu saja tidak mungkin diberikan suatu jawaban gamblang. Kadang-kadang tidak banyak yang kita sadari tentang berapa banyak yang kita ketahui tentang sebuah film sebelum film itu kita tonton. Tapi sebuah petunjuk umum tentang bagaimana caranyanya mempersiapkan diri sebelum menonton sebuah film tentulah ada gunanya.

Pertama-tama, biasanya kita tidak pergi menonton sebuah film yang samasekali tidak kita ketahui, karena ada berbagai sumber dari mana kita dapat menggali berbagai macam ide dan sikap tentang setiap film.Jika informasi yang kita peroleh ini kita pergunakan dengan patut dan tidak membiarkanya terlalu mempengaruhi kita, maka ia dapat memperdalam pengalaman kita ketika menonton film tersebut.Sebaliknya, jika pengaruh-pengaruh ini kita biarkan menguasai diri kita sepenuhya, maka kekayaan dari pengalaman kita yang akan banyak menjadi berkurang.

Salah satu cara umum untuk memperoleh informasi tentang sebuah film sebelum menontonya ialah dengan jalan membaca kritik atau resensi tentang film tersebut. Disamping membantu kita untuk menentukan film mana yang akan kita tonton, resensi dan kritik dapat memberikan pada kita beberapa keterangan penting yang sebenarnya tentang sebuah film. Ia menjelaskan kepada kita tentang nama film, sutradaranya, aktor-aktris yang memegang peranan utama.,ringkasan pokok cerita dan plotnya dan bahkan juga apakah film itu dibuat dengan tatawarna spesifik dengan maksud-maksud tertentu.

Disamping informasi-informasi faktual ini, kebanyakan resensi juga mengemukakan atau memilih unsur-unsur dalam film itu yang terpenting dan patut sekali diberi perhatian, misalnya penghargaan yang diberikan untuk film tersebut.Resensi tersebut juga mungkin dapat membantu kita untuk menempatkan film tersebut dalam suatu konteks yang menghubungkan film tersebut dengan film-film yang sama di masa lampau atau sekarang, dengan jalan membandingkannya dengan film-film lain karya sutradara yang sama.Resensi itu bahkan mungkin mengetengahkan suatu analisa, memcah film itu dalam berbagai bagian dan kemudian meneliti sifat dan proporsi, fungsi dan saling hubungan dari bagian bagian tersebut. Resensi hampir selalu mencakup semacam penilaian terhadapa film tersebut, beberapa pendapat negative atau positif mengenai nilai atau kebaikanya secara menyeluruh. Tapi kita harus memerhatikan dengan teliti ketika membaca sebuah resensi dalam soal ini.

Sebelum menonton film itu sendiri kita sebaiknya hanya menaruh perhatian pada suatu persoalan: apakah film itu cukup menaril dan menyenangkan sehingga patut untuk ditonton. Untuk menjawab pertanyaan ini kita cukup membaca berbagai resensi tentang film itu secara sepintas lalu untuk mengetahui beberapa informasi dasar yang biasanya terdapat dalam resensi, seperti misalnya siapa yang menyutradarai film itu,siapa pemeran utamanya dan apa yang menjadi plot dasar atau masalah pokok film tersebut. Kita juga dapat membaca reaksi penulis suka pada film itu apa tidak. Jika kita merasa tertarik untuk menonton film tersebut, baik juga kita catat unsur-unsur atau sasaran pokok yang di ajukan oleh penulis sebagai hal-hal yang patut secara khusus yang diperhatikan dan juga bagaiman penulis menempatkan film-film tersebut dengan film-film lain di masa lampau atau di masa kini.Tapi sebaliknya , kita sebaiknya melupakan atau mengenyampingkan pendapat-pendapat, analisa ,penafsiran dan reaksi subyektif yang dikemukakan dalam resensi tersebut.Yang paling penting , kita jangan sampai meninjau penilaian seorang kritikus atau reaksi subjektifnya terlalu dalam. Hal ini mungkin akan menghambat atau membatasi tanggapan kita sendiri, sehingga yang kita lihat juga yang hanya dilihat oleh kritikus tersebut, tidak lebih.

Menerima tanggapan seorang kritikus tidak saja akan membatasi tanggapan pribadi dan subyektifnya kita, tapi ia juga akan menghancurkan kebebasan kita dalam memberikan penilaian terhadap film tersebut dan dalam proses ini akan melemahkan persepsi kritis kita. Dalam membaca kritik atau resensi, kita hendaknya ingat selalu bahwa kritik adalah proses yang sangat subyektif sekali, sehingga jika kita terlalu percaya pada sebuah resensi atau pada serangkaian resensi sebelum kita melihat film itu sendiri, maka kita secara serta-merta akan membatasi kesanggupan kita untuk menilai film tersebut secara bebas.Disamping itu jika kita terlalu mengandalkan resensi-resensi, maka kita akan kehilangan kepercayaan pada penilaian kita sendiri seluruhnya dan akhirnya kita akan terombang-ambing antara pendapat-pendapat kritisi saling bertentangan.

Resensi tentu saja tidak merupakan sumber informasi dan penilaian satu-satunya tentang film. Banjir publisitas yang menyertai hampir setiap film seringkali berhasil mempengaruhi pendapat kita.Di luar sana banyak acara-acara televisi seringkali mempertontonkan acara interview dengan actor,aktris atau sutradara dari film-film yang baru saja diedarkan.Jika kita tidak mempunyai jaringan TV kabel, mungkin You Tube bisa menjadi solusinya.Biarpun mustahil untuk dilakukan dan seringkali juga sangat tidak praktis sekiranya bisa dilakukan, menonton sebuah film secara “polos” yang artinya tanpa dibebani pengetahuan apa-apa tentang film tersebut bisa merupakan sesuatu yang sangat ideal. Tanpa informasi tentang film tersebut, kita dapat menontonya dengan sikap yang bebas dari pendapat orang lain.

Lain hal jika kita berkesempatan untuk menonton film pada kedua kalinya,dalam kesempatan menonton yang pertama kita dapat menonton film tersebut seperti biasa dan memusatkan perhatian kita terutama pada unsur-unsur plot, pada efek emosional menyeluruh dan pada ide atau tema pokok. Sebaiknya, sehabis tontonan pertama kita mengambil waktu untuk merenungkan dan menjernihkan tujuan dan tema film tersebut dalam pikiran kita lalu pada kesempatan kedua, kita tidak lagi disibukan oleh ketegangan-ketegangan yang ditimbulkan oleh “apa yang terjadi”, kita dapat memusatkan perhatian pada masalah bagaimana dan kenapa dari seni pembuat film tersebut.Makin terlatih kita dalam teknik tontonan ganda ini, maka akan lebih mudah bagi kita untuk memadukan fungsi-fungsi kedia kesempatan menonton tersebut menjadi satu.

Jadi, memang sebaiknya jika kita mempersiapkan diri sebelum menonton sebuah film dengan jalanan membaca beberapa resensi, tapi persiapan itu jangan sedemikian rupa hingga tanggapan kita terhadap film tersebut terpengaruh sepenuhnya oleh pendapat orang lain. Tapi lepas dari pilihan yang tersedia bagi kita, apakah menonton hanya sekali, dua kali atau dengan membagi-bagi film tersebut menjadi beberapa bagian pada dasarnya merupakan prosedur mengapresiasi dengan tangkas menikmati film .

Tidak ada komentar: